MORO
WALI, beritapalu | Gubernur Sulawesi Tengah Rusdi menegaskan, dirinya bukan menolak PT Vale Indonesia beroperasi di wilayah Sulteng, bahkan menegaskan mendukung keberadaannya.
Hal itu ditegaskan saat menghadiri kegiatan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek penambangan dan pengolahan nikel di Desa Sambalagi, Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Jumat (10/2).
“Kami tidak menolak, menolak itu bahasa politik,” kata Gubernur Rusdi disambut tepuk tangan undangan yang hadir pada kegiatan yang disiarkan secara langsung melalui streaming di dua tempat sekaligus yakni di Desa Bohomotefe, Bungku Timur, Morowali.
Gubernur Rusdi mengatakan, dirinya bahkan mendukung perusahaan yang telah beroperasi lebih dari setengah abad di Luwu Timur, Sulsel itu untuk beroperasi di wilayah Sulteng.
“Apalagi PT Vale berkomitmen untuk menjaga lingkungan,” imbuhnya.
Meski begitu, ia juga berharap agar Sulawesi Tengah tidak menjadi penonton saja dalam proyek senilai Rp35,7 triliun itu.
Ia mengaku dalam kegiatan itu membawa sejumlah perangkatnya, termasuk Perusahaan Daerah agar dapat melakukan penjajakan-penjajakan tentang bagian-bagian yang bisa dikerjasamakan dengan PT Vale Indonesia.
Sebeluimnya diberitakan, PT Vale Indonesia bersama Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co. Ltd (Tisco) dan Shandong Xinhai Technology Co. Ltd (Xinhai) membentuk PT PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) untuk mengelola proyek yang disebut Indonesia Growth Project (IGP) di Morowali.
Proyek itu mencakup dua wilayah di Morowali masing-masing di Desa Bohomotefe, Kecamatan Bungku Timur untuk proyek penambangan dan di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir untuk proyek pengolahan nikel atau smelter. Proyek itu menurut CEO PT Vale Indonesia Febriany Eddyvakan menyerap setidaknya 15 ribu tenaga kerja. (afd)