Menteri P2MI: Masih Banyak Lowongan Kerja di Luar Negeri
PALU, beritapalu | Sekretaris Daerah Kota Palu, Irmayanti Pettalolo mewakili Wali Kota Palu menghadiri acara Sosialisasi Peluang Kerja di Luar Negeri bersama Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding di GBK, Kota Palu, Selasa (10/6/2025).
Acara tersebut juga dirangkaikan dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Kementerian P2MI dan Pemerintah Daerah mengenai Tata Kelola Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Keluarga di Provinsi Sulawesi Tengah.
Selain itu, dilakukan Deklarasi Pencegahan Pekerja Migran Indonesia Ilegal dan Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) sebagai langkah konkret dalam memastikan migrasi tenaga kerja yang lebih aman dan terstruktur.
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, jumlah penempatan PMI asal Sulawesi Tengah selama 2019–2024 mengalami fluktuasi namun tetap signifikan.
Sektor penempatan PMI formal terutama pada manufaktur, konstruksi, Kesehatan. Sedangkan informal pada domestik atau pekerja rumah tangga. Negara tujuan utama adalah Hong Kong, Malaysia, Singapura, Arab Saudi, Jepang.
Selama 2024, pekerja migran asal Sulawesi Tengah tercatat sebanyak 378 orang, mayoritas berasal dari Kabupaten Poso, Kabupaten Sigi, Kota Palu, dan Kabupaten Parigi Moutong. 66 peserta magang ke Jepang yang difasilitasi oleh Disnakertrans.
“Namun, di balik peluang kerja yang besar, kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa masih banyak warga kita yang berangkat secara non-prosedural,” tegas gubernur.
Dalam sambutannya, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengungkapkan bahwa saat ini tersedia lebih dari 1,7 juta lowongan kerja di luar negeri yang terbuka bagi masyarakat Indonesia.
“Sayangnya, kita baru mampu mengisi sebagian kecilnya karena banyak yang belum siap secara dokumen, keterampilan, dan bahasa,” ujar menteri.
Ia juga menyebutkan bahwa beberapa sektor menawarkan pekerjaan formal dengan penghasilan yang menjanjikan, antara lain Kesehatan, manufaktur, konstruksi, dan keperawatan di Jepang, Jerman, Korea, dan Kanada.
Menteri Karding menyesalkan masih banyak pekerja migran yang memilih jalur non-prosedural atau ilegal.
“Bekerja di luar negeri bukan sekadar mencari uang, tetapi juga soal masa depan, pengalaman, dan kehormatan. Namun, semua itu harus melalui jalur legal, bukan lewat calo atau dokumen palsu,” tegasnya.
Untuk meningkatkan kesiapan generasi muda, Menteri P2MI mendorong pembentukan Kelas Migran di sekolah-sekolah. Dengan program ini, siswa yang berminat bekerja di luar negeri dapat dipersiapkan sejak dini, baik dalam keterampilan teknis, bahasa asing, maupun kesiapan mental.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah bupati di Provinsi Sulawesi Tengah serta ribuan pelajar SMA, SMK, dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palu.
Dengan adanya sosialisasi dan kebijakan perlindungan PMI, diharapkan ke depan lebih banyak tenaga kerja Indonesia yang mendapatkan kesempatan kerja di luar negeri secara aman, legal, dan terlatih. (afd/imr/*)