PT Vale dan TNI AL Tinjau Jetty Morowali, Dorong Hilirisasi Nikel Berkelanjutan
MOROWALI, beritapalu | Di tengah tantangan transisi energi global dan krisis iklim, Indonesia memainkan peran strategis sebagai pemasok utama nikel dalam ekosistem kendaraan listrik dunia. Menjawab peran ini, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) terus memperkuat infrastruktur hilirisasi berbasis keberlanjutan, termasuk melalui pembangunan jetty di IGP Morowali yang ditinjau oleh jajaran TNI AL dari Lantamal VI Makassar.
Kunjungan oleh Brigjen TNI (Mar) Wahyudi, Komandan Lantamal VI TNI AL Makassar, bersama Ketua Korcab VI DJA II, Evi Amalia Wahyudi, menjadi simbol penting kolaborasi antara pertahanan dan industri nasional.
Jetty ini dirancang untuk mengelola hingga 10 juta ton limonite ore dan 5–6 juta ton saprolite ore per tahun, menjadikannya penghubung utama logistik menuju fasilitas pemurnian nikel di Sambalagi.
“Kami tidak hanya membangun infrastruktur, kami membangun masa depan Indonesia dalam ekonomi hijau global,” ujar Muhammad Asril, Chief of Project Officer PT Vale.
Menurutnya, keamanan laut, efisiensi logistik, dan keberlanjutan lingkungan harus berjalan seiring untuk mendukung rantai pasok industri hijau.
Sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan entitas Grup MIND ID, IGP Morowali mendorong hilirisasi berbasis Environment, Social, Governance (ESG) guna menciptakan nilai tambah dalam negeri dan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin transisi energi global.
Brigjen Wahyudi mengapresiasi pengelolaan lingkungan PT Vale, yang mencakup kolam sedimentasi dan pengelolaan limbah, dan fasilitas pembibitan dan restorasi ekosistem.
“Standar keberlanjutan ini bisa menjadi model nasional,” ungkapnya.
Perwakilan Syahbandar KUPP Kelas III Bungku, Harjono, juga memberikan apresiasi atas kepatuhan PT Vale dalam tata kelola perizinan pelabuhan.
“PT Vale memiliki komitmen kuat dalam memastikan operasional yang aman, berkelanjutan, dan sesuai standar kepelabuhanan nasional,” ujarnya.
Ia juga mendukung percepatan perizinan agar fasilitas jetty segera beroperasi, mendukung industri dan ekonomi nasional.
Jetty Morowali dibangun dengan standar internasional, yang tidak hanya meminimalkan risiko lingkungan, tetapi juga memperkuat keandalan logistik nasional.
“Dalam setiap aspek, dari dermaga hingga reforestasi, prinsip ESG kami terapkan secara nyata. Kami tidak hanya menambang—kami memulihkan, melindungi, dan memberdayakan,” jelas Asril.
Komitmen ini sejalan dengan keberhasilan PT Vale di Sorowako, yang telah menerapkan praktik reklamasi, pengelolaan air, dan pelibatan komunitas secara konsisten—semua pendekatan tersebut kini direplikasi di Morowali untuk mendukung Net Zero Emissions Indonesia 2060.
Dengan beroperasinya jetty ini, PT Vale membuka jalur baru untuk efisiensi logistic, peningkatan kapasitas hilirisasi nasional, penciptaan lapangan kerja hijau.
Kolaborasi dengan TNI AL bukan hanya tentang pengamanan wilayah, tetapi juga tentang membangun fondasi industri strategis yang berkelanjutan.
“Indonesia memiliki semua bahan mentah untuk membangun masa depan rendah karbon. Namun, keberhasilan hanya dapat dicapai jika kita membangun ekosistem industri yang aman, inklusif, dan berkelanjutan—dan itu dimulai hari ini, dari Morowali,” tutup Asril. (afd/*)