PALU, beritapalu | Komunitas Seni Lobo sukses menggelar Palu Menari Festival untuk yang kelima kalinya. Festival kelima yang dilaksanakan di Lapangan Mini Kelurahan Tavanjuka selama dua hari, Kamis dan Jumat (26-27/9/2024) sekaligus menjadi “pemuas” dahaga pelaku tari dalam keterbatasan ruang berekspresi pascabencana 2018 silam.
Arifin Baderan, Direktur Komunitas Seni Lobo di sela-sela pertunjukan itu menyampaikan rasa syukurnya karena even “langka” ini bisa terselenggara dengan baik meskipun di tengah banyak keterbatasan.
“Kali ini Alhamdulillah kami mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVIII dengan mengambil tema Objek Pemajuan Kebudayaan dan Cagar Budaya sebagai Media Pertunjukan,” ujar pria yang lebih popular dipanggil Ipin ini.
Palu Menari Festival menurutnya menjadi sebuah piranti baru yang mengelaborasi seni pertunjukan tari, budaya, sejarah dan masyarakat lokal. Festival yang telah dirintis sejak 2019 hadir di tengah kurangnya event-event tari dan kegiatan-kegiatan penunjang lainnya seperti workshop atau pelatihan tari.
“Palu Menari Festival hadir sebagai sebuah agenda tari yang menghadirkan wajah-wajah baru penata tari muda Sulawesi Tengah sebagai pijakan dasar lahirnya perkembangan tari-tari baru dengan basis lokalitas, imbuhnya.
Pada festival kali ini, Palu Menari Festival setidaknya menampilkan setidaknya kelompok seni dari berbagai daerah di Sulteng, di antaranya Sanggar Seni Kuas SMAN 2 Palu, Banua Tari Kabasara, Lembaga Kesenian Tirani, Komunitas Avo Bulava, Komunitas Berbudaya Sulawesi Tengah, Sanggar Seni Kaktus, dan Sanggar Seni Polelea Sigi.
Selain itu, juga dipertontonkan lima karya tari tunggal koreografer muda Sulawesi Tengah yakni Kurnia R Gobel asal Buol, Ni Made Sri Wulan Devi asal Palu, Listy Lestari asal Palu, Tasya Qumaira asal Palu, dan Rahmatiah asal Parigi.
“Setiap usai pementasa tari dilanjutkan dengan artis talk untuk mengelaborasi ide-ide dari karya yan ditampilkan,” sebut Ipin.
Ipin mengungkapkan, konsep festival kali ini tidak jauh berbeda dengan Palu Menari Festival sebelumnya, bedanya hanya pada kemasan dan format acaranya. Kali ni selain parada tari, juga ada pameran, dance screening, bincang seni dan pameran kolektif bertajuk ‘Tari Membaca Kota’ oleh seniman tari Iin Ainar Lawide yang belum lama ini meraih penghargaan sebagai pelopor dan pembaharu dari Kementerian Dikbud Ristek.
Palu Menari Festival tersebut dibuka Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII dan dihadiri Lurah Tavanjuka Palu. (afd)