BANGKOK, beritapalu | International Labour Organization (ILO) menyelenggarakan Lokakarya Regional tentang Sosial dan Solidaritas Ekonomi untuk memperkuat tujuan pembangunan yang berkelanjutan di Asia.
Kegiatan tersebut diadakan di Hotel Sukosol, Bangkok, Thailand, 18-19 Juni 2024 lalu. Acara ini mengundang 100 peserta dari berbagai negara antara lain Indonesia, Thailand, Kamboja, Malaysia, Vietnam, Filipina, Mongolia, Jepang, Korea, India, dan perwakilan ILO di Geneva.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkuat pemahaman konstituen ILO dan mitra di wilayah Asia mengenai ekonomi sosial dan solidaritas serta kontribusinya terhadap pekerjaan layak dan pembangunan berkelanjutan berdasarkan temuan dari empat studi kasus negara (Mongolia, Thailand, Kamboja, Vietnam) serta praktik baik dari negara lain.
Selain itu, konferensi ini juga akan meningkatkan jaringan regional dalam mempromosikan ekonomi sosial dan solidaritas dengan menyediakan platform bagi pembuat kebijakan, organisasi, lembaga pendukung, dan praktisi untuk berbagi pengetahuan, keterampilan, dan praktik baik. Konferensi ini juga akan membahas rencana aksi nasional untuk mengoperasionalkan rekomendasi kebijakan guna memperkuat ekonomi sosial dan solidaritas di berbagai negara, khususnya di Asia.
Pada kegiatan ini, empat orang perwakilan Sikola Mombine, yaitu Nursafitri Lasibani (Direktur Eksekutif), Fira Tiyasning Tri Utari (Direktur Program dan Kemitraan), Muh. Taufik Hidayat (Manajer Program) dan Maryam Dulman (Petugas Program) diberikan kesempatan hadir menjadi peserta sekaligus mendampingi Pemkot Palu untuk menjadi pembicara dalam sesi Policy Roundtable Discussion untuk memaparkan tentang proses penyusunan Perda No. 10 tahun 2023 tentang Pelaksanaan Penghormatan, Perlindungan, dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas.
Mutmainah Korona, selaku Ketua Bapemperda DPRD Kota Palu, dalam parannya menyampaikan, Perda No. 10 tahun 2023 adalah inisiatif DPRD Kota Palu untuk memberikan penghormatan kepada penyandang disabilitas karena mereka merupakan bagian dari warga negara yang harus mendapatkan hak yang sama dengan lainnya. Perda ini juga memberikan tindakan afirmatif bagi penyandang disabilitas dalam akses usaha berupa fasilitas, modal usaha, dan peningkatan kapasitas kewirausahaan.
Di hari kedua dalam sesi panel diskusi, Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menjadi pembicara bersama pemateri lainnya dari Thailand dan Filipina yang mengulas entitas ekonomi sosial dan solidaritas dalam mempromosikan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan dengan cara yang inklusif.
Dalam diskusi tersebut, Wali Kota Hadainto menyampaikan bahwa nilai-nilai Sosial dan Solidaritas Ekonomi telah dipraktikkan masyarakat kota Palu sejak dulu dengan nilai yang dikenal yaitu Nosarara Nosabatutu yang berarti kita semua adalah saudara dan berkeluarga.
Acara ini disebut mengharumkan nama Kota Palu di tingkat Asia. Sikola Mombine dan Sasakawa Peace Foundation selaku mitra pembangunan Pemkot Palu merasa senang karena penelitian awal tentang Ekonomi Sosial dan Solidaritas yang dilakukan tahun 2023 bermanfaat untuk Kota Palu dan bisa membagikan pengalaman baik Kota Palu di tingkat internasional. (afd/*)